Framework ini bikin story kamu lebih ngena dan relevan buat pembaca, karena langsung fokus ke apa yang mereka butuhin. Berikut ini cara bikin story dengan pendekatan Action, Angle, dan Antidote:
1. Mulai dari Antidote — Tujuan Utama dari Story Kamu
Antidote adalah alasan utama kenapa kamu nulis story ini. Ini adalah “obat” buat masalah pembaca. Jadi, sebelum bikin story, pikirkan dulu insight atau solusi apa yang ingin kamu sampaikan.
Misalnya, kalau kamu nulis tentang cara meningkatkan produktivitas, “antidote” kamu adalah langkah-langkah praktis yang bisa bikin pembaca lebih produktif tanpa bikin stress.
Kenapa mulai dari Antidote? Mulai dari tujuan akhirnya biar story kamu nggak ngelantur. Dengan tahu pesan inti yang mau disampaikan, kamu bisa ngerancang alur cerita yang nyampein solusi atau insight ini dengan cara yang efektif.
2. Temukan Angle — Kenapa Story Ini Penting buat Pembaca?
Angle ini yang bikin pembaca tertarik buat lanjut baca. Angle adalah cara kamu bikin story lebih relevan dan nyambung ke kebutuhan mereka.
Cara Menemukan Angle yang Tepat: Bayangin siapa yang bakal baca tulisan kamu dan kenapa mereka peduli sama topik ini. Kamu bisa pake teknik “5-Whys” buat lebih dalem lagi:
Tanya, “Kenapa antidote ini penting buat mereka?”
Lalu tanyakan lagi, “Kenapa jawabannya penting buat mereka?” Lakukan ini sampai 3-4 kali.
Biasanya, jawaban terakhir ini yang bener-bener jadi alasan utama mereka peduli sama topik ini. Kadang jawaban pertama cuma permukaan, tapi setelah didalami, kamu dapet alasan yang bener-bener relevan buat pembaca.
Contoh: Misal, kamu nulis tentang cara mengatur waktu. Kalau cuma bilang, “Supaya kamu bisa lebih produktif,” itu terlalu umum. Tapi kalau kamu terus tanya, “Kenapa produktivitas penting?” bisa aja jawabannya adalah: “Supaya kamu bisa lebih santai di akhir pekan.” Nah, ini lebih relatable karena pembaca ngerasa ini masalah mereka juga.
3. Susun Story dengan Action — Bikin Pembaca Langsung Terhubung dengan Story Kamu
Kalau sudah punya antidote dan angle yang kuat, saatnya bikin story yang menarik. Action di sini adalah bagian awal cerita yang memancing rasa penasaran. Langsung mulai dari momen yang “rame”, di mana ada aksi atau emosi yang kuat.
Tips Bikin Bagian Action yang Menarik:
Mulai di puncak aksi – Misalnya, di tengah konflik, pertanyaan besar, atau kejadian mengejutkan.
- Contoh: Daripada bilang, “Waktu itu saya salah,” kamu bisa bilang, “Dua pukulan telak ke wajah saya… saat itu baru sadar, saya melakukan kesalahan besar.”
Berhenti pas aksi selesai – Begitu momen intens selesai, langsung sambungkan ke angle (kenapa cerita ini penting buat pembaca). Jangan kelamaan, karena nanti bisa bikin cerita terasa basi atau kehilangan arah.
Kenapa langsung di puncak aksi? Aksi langsung bikin pembaca penasaran. Mereka jadi mikir, “Kenapa ini bisa terjadi?” atau “Apa yang akan terjadi selanjutnya?” Alhasil, mereka tertarik buat lanjut baca.
BONUS: Gunakan Bahasa Indera untuk Bikin Cerita Lebih Hidup
Supaya cerita lebih terasa, tambahkan detail-detail dari indra (seperti penglihatan, suara, atau sentuhan) biar pembaca benar-benar bisa ngerasain ceritanya.
Contoh:
Daripada bilang, “Saya terluka parah,” coba, “Darah netes dari mulut saya ke lantai, dan ada bunyi dentingan keras di telinga saya.”
Atau, “Saya ngerasain hawa dingin dari tangan orang yang lagi narik kerah baju saya.”
Detail seperti ini bikin story lebih hidup dan pembaca lebih kebawa.
Rangkuman:
Antidote: Ini inti dari story kamu, solusi atau insight yang pengen disampaikan.
Angle: Hubungkan story sama apa yang penting buat pembaca. Bikin mereka ngerasa ini soal yang relevan buat mereka.
Action: Mulai di titik action yang paling rame dan berhenti pas action selesai. Tambah elemen sensory untuk bikin cerita lebih hidup.
Kalau kamu masih baru dengan framework ini, fokus dulu di angle. Biasain buat mikirin kenapa pembaca harus peduli sama apa yang kamu tulis. Sisanya bisa kamu asah sambil jalan.
Selesai, thaks dah baca.